Jumat, 08 Juni 2012

The SynClover Band



Profil Band The SynClover
Nama The SynClover diambil dari kata, Syn = Shine (bersinar) Clover = Semanggi (lambang keberuntungan). Band ini beraliran Rock & Pop Rock. Band yang beranggotakan 4 orang ini awal mula di bentuknya ketika Uta(drummer) dan Reto(vocal) sepakat membentuk sebuah band pada Juni 2010 yang mengcover lagu-lagu band jepang. Meski sempat gonta ganti personil, namun pada September 2011 formasi baru terbentuk, yaitu Uta(drummer), Kyo(guitar 1), Kiryu(Guitar 2/Vokalis), Reika(Bassist), + 2 orang additional player yg selalu ikut serta waktu tampil yaitu Enda(Vokalis) dan Ryuji(Guitaris). Mulanya mereka selalu tampil hanya di acara Japanese Festival, namun seiring waktu, mereka mulai dikenal banyak orang dan beberapa kali di undang sebagai bintang tamu, mulai dari Anniversary Radio Chandra, Launching Suzuki Ertiga, serta 17th Telkomsel Anniversary, Sempat di kontrak untuk acara Bazaar amal (Akustikan), dll. Prestasi yg diraih antara lain, juara 3 di Anniversary JRS, Juara 1 di Anniversary Kerabat Kotak, Juara Favorit di beberapa Parade Band.Yang membedakan band ini dari band lainnya adalah style mereka yang selalu menarik perhatian dan membuat orang penasaran untuk melihat perform mereka.
 
 

Profil personil:
Nama: Uta (Founder Band The SynClover)
Umur: 20 tahun
Posisi: Drumer














Nama: Kyo
Umur: 19 tahun
Posisi: Guitar

Nama: Reika
Umur: 19 tahun
Posisi: Bassist
 
Nama: Kiryu
Umur: 20 tahun
Posisi: Vokalis/Lead Guitar
 
Nama:Ryuji
Umur: 21 tahun
Posisi: Lead Guitar
 
Nama: Enda
Umur: 19 tahun
Posisi: Vokalis

 

 
 



HaChi (Harajuku Community)



 Harajuku Community
Harajuku Community/HaChi mulanya bernama Harajuku Banjarmasin Community (HBC), pada awalnya hanyalah sebuah halaman grup di facebook yang di buat oleh Zyan.
 Pada awalnya kegiatan mereka hanya sebatas di dunia maya saja, kemudian berlanjut dengan mengunjungi event-event jejepangan. Pada bulan April 2010 (bulan ditetapkannya hari jadi komunitas ini), Erwin mempertemukan Zyan dan Eno dengan Hendra dan Uta. Dengan beberapa konsep yang ditawarkan oleh Hendra dan bantuan anggota-anggota lainnya, akhirnya HBC mulai lebih aktif di dunia jejepangan. Mereka sepakat untuk mengadakan kegiatan ngumpul bareng setiap hari minggu dengan mengenakan pakaian style harajuku dan mulai menggumpulkan anggota2 yang aktif. Berlanjut dengan mulai aktif dalam event-event jejepangan dengan style harajuku dan mengirimkan wakilnya dalam lomba cosplay. disamping itu komunitas ini mengadakan kegiatan rutin bakti sosial.
 
Minggu pertama ngumpul cuman dihadiri 5 orang anggota, namun terus bertambah tiap minggunya. meski sempat berada di titik terendah dan hampir pecah, namun kondisi komunitas ini kembali bangkit dan lebih stabil. Pada bulan Maret 2011 Harajuku Banjarmasin Community(HBC) berubah nama menjadi Harajuku Community (HaChi). Di awal 2012, HaChi merombak besar-besaran kepengurusan, dimana yang muda diberi kesempatan untuk melanjutkan visi dan misi komunitas ini.

 
Yang membedakan komunitas ini dengan komunitas yang lainnya adalah, Hampir semua anggota berani tampil berkostum Harajuku di luar dan perform band The SynClover yg selalu menampilkan kostum style Harajuku, serta prestasi Tim Cosplay dan variasi kostumnya (tidak terfokus hanya pada satu jenis anime/game tertentu.)


Mulanya komunitas ini hanya fokus pada style harajuku, namun seiring bertambahnya anggota dan terlihat bakat-bakat dari tiap anggota, akhirnya komunitas ini berusaha memberdayakan bakat-bakat mereka, seperti bakat di bidang Band, dimana akhirnya terbentuk Band The SynClover, di bidang pembuatan kostum, Dance, dll.



5 Misi kami adalah:
1. Memperkenalkan Style Harajuku ke masyarakat umum khususnya Banjarmasin dan sekitarnya
2. Mengasah dan memberdayakan Bakat dan kreatifitas yang dimiliki para anggotanya kearah yang positif dan mempunyai nilai guna
3. Memupuk jiwa sosial para anggotanya melalui kegiatan rutin bakti sosial
4. Mempererat tali persaudaraan sesama anggota melalui kegiatan rutin ngumpul bareng sehingga bisa lebih saling mengenal dan berbagi info seputar hobi
5. Mempererat tali persaudaraan antar komunitas, sehingga tercipta koordinasi yang lebih baik kedepannya dalam rangka memajukan komunitas2 jejepangan yang ada di Banjarmasin dan sekitarnya

 
Adapun prestasi-prestasi yang diraih adalah:
1.) 10-10-2010 (Hoshi Matsuri Smada)
-Juara I Best Original Cosplayer (Iky)
2.) 12-12-2010 (JRS Bjm Anniversary)
-Juara 3 Band (The SynClover)
3.) 16-01-2011 (Natsu Matsuri Smaga)
-Juara Best All Cosplayer (Iky)
4.) 06-02-2011 (Momiji Matsuri Smasa)
-Juara I Best Original Cosplayer (Ezzha)
5.) 06-03-2011 (Kerabat Kotak Bjm Anniversary)
-Juara I Band (The SynClover)
6.) 26-06-2011 (Sakura no Matsuri Fekon Unlam)
-Juara I Original Cosplayer (Ezzha)
-Juara Best Stories Cosplayer (Iky)
-Juara Favorit Cosplayer (Uta)
-Juara Favorit Band (The SynClover)
7.) 13-11-2011 (Yume Matsuri Smada)
-Juara Cosplayer (Iky)
-Juara Parade Band (The SynClover)
8.) 04-12-2011 (Yume Matsuri Suzuki Mitra)
-Juara I Harajuku Fashion Contest (Ezha)
-Juara II Harajuku Fashion Contest (Kyo)
9.) 19-12-2011 (Japan Korea Festival)
-Juara I Original Cosplayer (Ezzha)
-Juara II Original Cosplayer (Dai)
-Juara II Non Original Cosplayer (Uta)
-Juara Best Stories Cosplayer (Ezzha)
-Juara Favorit Cosplayer (Insan)
-Juara Favorit Band (The SynClover)
10.) 12-02-2012 ( Momiji Matsuri Smasa)
-Juara I Kategori Umum/ori-non ori (Dudutz Team)
-Juara I Kategori Non Ori-tema masa kecil (Kyo)
11.) 04-03-2012 ( Hana Matsuri Smaven)
-Juara I Cosplayer (Ezzha)
-Juara III Cosplayer (Iky)
-Juara Favorit Cosplayer (Ezzha)
-Juara Favorit Band (My Dream/The SynClover)









Minggu, 03 Juni 2012

Make Up & Hair Style

 
Make Up dan Hair Style yang tepat sangat diperlukan baik oleh seorang Cosplayer maupun yang gemar berkostum Harajuku. Persiapannya pun tidak lah sebentar, agar penampilan lebih tepat dan menarik. Awal-awalnya kami merias wajah dan rambut sendiri atau bantuan teman, namun seiring kebutuhan akan make up dan hair style yang tepat dan bagus, maka kami mulai menggunakan jasa seorang penata rambut yang lumayan di kenal di kalangan pencinta japanese hairstyle, yaitu Ady yang bekerja di sebuah salon yang lumayan dikenal di banjarmasin. Sebenarnya, riasan dan hair style itu bisa saja dengan modal seadanya, namun jika ingin tampil maksimal, maka diperlukanlah pengorbanan dana yang lumayan besar.

Minggu, 13 Mei 2012

Seni Pertunjukan


1 Bunraku


Bunraku merupakan jenis teater boneka yang dimainkan dengan iringan nyanyian bercerita dan musik yang dimainkan dengan shamisen (alat musik petik berdawai tiga). Bunraku merupakan salah satu jenis ningyo johruri. Istilah bunraku khususnya digunakan untuk ninyo johruri (sandiwara boneka dengan pengiring musik johruri) yang berkembang di Osaka.
Kesenian ningyo johruri tercipta dari perpaduan sandiwara boneka dan musik shamisen di awal zaman Edo. Pertunjukan merupakan hasil kreasi tayū bernama Takemoto Gidayu dari kelompok boneka Takemoto-za, serta penulis naskah bernama Chikamatsu Monzemon dan Ki no Kaion. Kepopuleran ningyo johruri bahkan sempat melampaui kepopuleran kabuki. Dari akhir abad ke-18 hingga permulaan abad ke-19, kepopuleran kabuki berbalik melampaui kepopuleran ningyo johruri. Pemimpin kelompok ningyo johruri bernama Uemura Bunrakuken I yang melihat situasi tersebut berusaha menghidupkan kembali ningyo johruri dengan membangun gedung pertunjukan khusus untuk ningyo johruri di Kōzubashi. Pada tahun1872, Uemura Bunrakuken III memindahkan gedung pertunjukan ke Matsushima dan menamakan gedung tersebut sebagai Bunraku-za.

- pertunjukan Bunraku hanya dibawakan oleh laki-laki.
- 3 unsur pertunjukan teater bunraku disebut sangyō yg terdiri dari tayū (penyanyi), pemain shamisen, dan ningyō tsukai (dalang).
- Pertunjukan lazimnya hanya menggunakan seorang tayū yang membawakan dialog untuk semua karakter dalam cerita.
- Pada pementasan cerita yang panjang dan melelahkan bisa terjadi pergantian tayū di tengah-tengah cerita.
- Pada cerita yang perlu dialog bersahut-sahutan, dua tayū atau lebih bisa tampil duduk berjejer di panggung.
- Dalang hanya bertugas menggerakkan boneka, sedangkan semua dialog yang diucapkan boneka menjadi tugas 'tayū' dengan iringan musik shamisen.
- Sebuah boneka dimainkan oleh tiga orang dalang yang disebut ningyō tsukai.
- Di zaman dulu, sebuah boneka hanya digerakkan seorang dalang.
- Di sisi kanan penonton, terdapat panggung yang disebut yuka.
- Di atas yuka terdapat panggung berputar yang menjadi tempat duduk tayū dan pemain shamisen.
- Bagian tubuh dalang dari pinggang ke bawah dihalangi dari pandangan penonton memakai penghalang dari papan kayu yang disebut tesuri.
- Kesenian ini bermula dari pementasan ningyo johruri oleh seniman Uemura Bunrakuken I di Osaka sehingga diberi nama "bunraku". secara resmi dinamakan bunraku sejak akhir Zaman Meiji(1868-1912).


2 Kabuki

  Kabuki merupakan seni teater tradisional dan budaya asli Jepang, yang menggabungkan antara Bernyanyi dan Menari. Ciri khasnya berupa irama kalimat demi kalimat yang diucapkan oleh para aktor, kostum yang super-mewah, make-up yang mencolok (kumadori), serta penggunaan peralatan mekanis untuk mencapai efek-efek khusus di panggung.
Sejarah kabuki dimulai tahun 1603 dengan pertunjukan dramatari yang dibawakan wanita bernama Okuni di kuil Kitano Temmangu, Kyoto. Identitas Okuni yang benar tidak dapat diketahui secara pasti. Tari yang dibawakan Okuni diiringi dengan lagu yang sedang populer. Okuni juga berpakaian mencolok seperti laki-laki dan bertingkah laku tidak wajar seperti orang aneh ("kabukimono"), sehingga lahir suatu bentuk kesenian garda depan (avant garde). Panggung yang dipakai waktu itu adalah panggung Noh. Kesenian garda depan yang dibawakan Okuni mendadak sangat populer, sehingga bermunculan banyak sekali kelompok pertunjukan kabuki imitasi. Pertunjukan kabuki yang digelar sekelompok wanita penghibur disebut Onna-kabuki (kabuki wanita), sedangkan kabuki yang dibawakan remaja laki-laki disebut Wakashu-kabuki (kabuki remaja laki-laki). Keshogunan Tokugawa menilai pertunjukan kabuki yang dilakukan kelompok wanita penghibur sudah melanggar batas moral, sehingga di tahun 1629 kabuki wanita penghibur dilarang dipentaskan. Pertunjukan kabuki laki-laki daun muda juga dilarang pada tahun 1652 karena merupakan bentuk pelacuran terselubung. Pertunjukan Yarō kabuki (kabuki pria) yang dibawakan seluruhnya oleh pria dewasa diciptakan sebagai reaksi atas dilarangnya Onna-kabuki dan Wakashu-kabuki. Aktor kabuki yang seluruhnya terdiri dari pria dewasa yang juga memainkan peran sebagai wanita, melahirkan "konsep baru" dalam dunia estetika. Kesenian Yarō kabuki terus berkembang di zaman Edo dan berlanjut hingga sekarang.

-Make-up menonjolkan sifat dan suasana hati tokoh yang dibawakan aktor.
-Kebanyakan lakon mengambil tema masa abad pertengahan atau zaman Edo.
-Semua aktor, sekalipun yang memainkan peranan sebagai wanita, adalah pria.
- Cerita kabuki yang berasal dari didramatisasi kisah sejarah disebut Jidaimono.
-Cerita kabuki dengan kisah berlatar belakang kehidupan masyarakat disebut Sewamono.
- Di gedung kabuki, cerita yg memerlukan penjelasan ttg berjalannya waktu ditandai dgn pergeseran layar sewaktu terjadi pergantian adegan.
-Séri (bagian panggung yang bisa naik-turun yang memungkinkan aktor muncul perlahan-lahan dari bawah panggung),
- Chūzuri (teknik menggantung aktor dari langit-langit atas panggung untuk menambah dimensi pergerakan ke atas dan ke bawah seperti adegan hantu terbang).
 -Sashigane. adegan yang melibatkan aktor kabuki mengejar kupu-kupu atau burung, pembantu yang disebut Kōken (asisten di panggung yang sering berpakaian hitam) memegangi tongkat panjang yang diujungnya terdapat kupu-kupu atau burung yang disebut Sashigane. Dalam bahasa Jepang, istilah “Sashigane” digunakan dalam konotasi negatif “orang yang mengendalikan
-Kuromaku. malam dinyatakan dengan tirai (maku) berwarna hitam (kuro). Dalam bahasa Jepang, dalam istilah “sekai no kuromaku” (dunia tirai hitam) kata “kuro” (hitam) berubah arti menjadi “jahat“. Dalam bahasa Jepang “kuromaku” berarti Dalang seperti dalam arti “dalang kejahatan“.


3 Noh
 
Noh atau No (Nō) ialah bentuk utama drama musik Jepang klasik yang telah dipertunjukkan sejak abad ke-14 dan merupakan pertunjukan teater tertua di jepang. Noh tersusun atas mai (tarian), hayashi (musik) dan utai (kata-kata yang biasanya dalam lagu-lagu). Pelakon menggunakan topeng yg dsb omote  dan menari secara lambat.
- Biasanya, semua pelakon Noh ialah laki-laki.
- Saat seorang wanita atau anak perempuan muncul di drama ini, aktor pria memainkan perannya dengan mengenakan topeng wanita.
- Ada 3 macam pelakon Noh: shite, waki dan kyogen.
- Shitememerankan pahlawan maupun pahlawati. Ia berbicara, menyanyi, dan menari.
- Waki (berarti "pihak") berperan sebaai kawan Shite, dan biasanya memerankan peran pelancong di tempat tertentu
- Kyogen muncul di pertengahan drama jika memiliki 2 bagian, dan berperan sebagai warga lokal. Ia berbicara kepada Waki dan menyuruhnya melihat apa yang belum dilihatnya sebelum pembicaraan mereka.
Potongan teater Noh diklasifikasikan dalam 5 kelompok.
-Divine; pahlawannya bagaikan Tuhan, tokoh akhirat dsb. Pahlawannya berdoa di akhir drama.  
-Shura-mono (Jawara); pahlawan (jarang pahlawati) ialah jawara, biasanya hampir mati.
-Kazura-mono (Wanita); pahlawati dan sering romantika cintanya menjadi fokus.
-Zatsu-no (Serbaneka) ; Noh yang tidak bisa dikelompokkan atas 4 kelompok lainnya.
-Oni-noh (Oni; setan) ; bukan manusia, seperti oni, tengu, peri, singa ialah pahlawan dari jenis ini. Terutama dimainkan di akhir drama.

#Kyōgen adalah sebuah bentuk teater klasik lelucon yang dipagelarkan dengan aksi dan dialog yang amat bergaya. Ditampilkan di sela-sela pagelaran noh, meski sekarang terkadang ditampilkan secara tunggal.
                                          

- sebagian besar peran dalam kyōgen tidak diperankan memakai topeng.
- Kyōgen mengembangkan lebih lanjut unsur-unsur komedi dan seni meniru gerak-gerik (pantonim) yang ada pada Sarugaku, termasuk naskah dialog dan penggambaran karakter secara realistik.
- Sebagian besar cerita yang dipentaskan dalam kyōgen adalah cerita satir, cerita yang menertawakan kegagalan, dan cerita humor.
Secara garis besar, kyōgen dikelompokkan menjadi 3 jenis:
-Betsu-kyōgen (kyōgen spesial)
Penampilan aktor kyōgen yang memainkan karakter Sanbasō dalam pementasan cerita noh yang berjudul Okina
-Hon-kyōgen (kyōgen tunggal)
Pementasan kyōgen secara tunggal dan bukan merupakan bagian pertunjukan noh, kalau disebut kyōgen biasanya mengacu pada hon-kyōgen.
-Ai-kyōgen (kyōgen selingan)
Kyōgen yang dipentaskan sebagai bagian pertunjukan Noh.


Hon-kyōgen masih dikelompokkan menjadi beberapa jenis yang bisa berbeda-beda menurut zaman dan aliran. Di tahun 1972, Ōkura Torahirobon mengelompokkan hon-kyōgen menjadi:
-Waki-kyōgen
Cerita bertemakan kebahagiaan dan keberuntungan.
-Daimyō-kyōgen
Cerita bertemakan tuan dan majikan, daimyō menjadi peran utama dalam cerita.
-Shōmyō-kyōgen (kyōgen pesuruh)
Cerita bertemakan tuan dan majikan, pesuruh laki-laki yang disebut tarōkaja menjadi peran utama.
-Mukojo-kyōgen (kyōgen wanita dan menantu pria)
Cerita tentang menantu pria sebagai peran utama yang menumpang di rumah mertua, atau cerita humor kehidupan sehari-hari seperti istri yang mengakali suami atau suami yang tidak bisa diandalkan.
-Oniyamabushi-kyōgen (kyōgen jin dan pertapa)
Cerita dengan raja kematian Yamaraja atau Jin(oni) sebagai peran utama (termasuk cerita jin yang menyamar jadi manusia), dan Yamabushi (pertapa yang berasal dari gunung) sebagai peran utama.
-Shukkezatō-kyōgen
Cerita dengan peran utama pendeta, pendeta baru, atau zatō (tunanetra pengembara yang berpakaian mirip pendeta).
-Atsume-kyōgen (kyōgen serbaneka)
Cerita dengan tema yang tidak termasuk ke dalam hon-kyōgen yang lain.


4 Rakugo

Rakugo (kata yang jatuh) adalah seni bercerita tradisional Jepang yang mengisahkan cerita humor yang dibangun dari dialog dengan klimaks cerita yang tidak terduga. Cerita dikisahkan sedemikian rupa sehingga di akhir cerita ada klimaks berupa punch line (disebut ochi atau sage) yang membuat penonton tertawa. Rakugo adalah seni yang mulai dikenal sejak zaman Edo.

Seorang pencerita yang disebut rakugoka tampil mengenakan pakaian tradisional Jepang dan bercerita diiringi gerak-gerik dalam posisi duduk seiza. Dalam melakukan gerak-gerik, pencerita kadang-kadang dibantu alat bantu serba guna berupa kipas lipat (sensu) dan saputangan panjang (tenugui).
Sewaktu bercerita, pencerita membawakan ekspresi dari masing-masing karakter dengan menggunakan perbedaan suara, gaya berbicara, ekspresi wajah, dan gerak-gerik, sehingga penonton bisa langsung mengenali pergantian dari satu karakter ke karakter yang lain.
Rakugo merupakan seni bercerita yang sederhana dengan musik latar dan efek suara yang sangat dibatasi. Musik latar hanya digunakan pada rakugo yang dipentaskan di daerah tertentu atau memang bila benar-benar dibutuhkan pada saat karakter tertentu tampil.
Cerita yang menggiring penonton untuk tertawa di akhir cerita karena klimaks yang lucu disebut Otoshibanashi (cerita yang mempunyai ochi atau punch line). Ada juga jenis cerita dalam rakugo yang tidak mempunyai punch line di akhir cerita seperti Ninjōbanashi (cerita drama kehidupan) dan Shibaibanashi (cerita seperti sandiwara).
Pencerita (rakugoka) berpentas di gedung pentas (yose) dengan memungut bayaran dari penonton. Sebelum Perang Dunia II, rakugoka umumnya hanya bertahan hidup dari uang honor yang dihitung berdasarkan persentase pemasukan gedung dari penjualan karcis. Pada zaman sekarang, rakugoka banyak yang hidup senang karena terikat kontrak dengan perusahaan yang bergerak dalam bisnis promotor pertunjukan.
Berdasarkan daerah pementasannya, rakugo terdiri dari dua versi, yakni Edo rakugo (rakugo versi Edo) dan Kamigata rakugo (rakugo versi Kyoto-Osaka) yang bisa langsung dikenali dari perbedaan tata cara dan perlengkapan panggung.

Rakugo bukan merupakan satu-satunya seni bercerita tradisional yang ada di Jepang. Mandan adalah seni bercerita untuk membuat penonton tertawa yang terkenal sejak era Taisho dan berkembang menjadi seni melawak Manzai seperti dikenal sekarang ini. Secara secara garis besar, Mandan mirip dengan rakugo karena pencerita tampil secara tunggal membawakan cerita humor. Perbedaan besar terletak pada cara penyampaian cerita. Pada seni Mandan, pencerita membawakan cerita seperti sedang bercakap-cakap dengan penonton. Pada rakugo, cerita disampaikan dalam bentuk dialog yang diucapkan masing-masing karakter yang muncul. Di luar bagian makura (pengantar), bagian utama cerita hanya mempunyai teks di luar dialog yang menjelaskan latar belakang cerita (ji no bun) dengan seminimal mungkin. Pada bagian cerita yang perlu sedikit pengenduran dari ketegangan, pencerita bisa saja sedikit menyela cerita dengan katarikake (bagian cerita yang bukan dialog).

-Toyotomi Hideyoshi konon senang dihibur dengan cerita dongeng yang dibawakan kelompok pencerita yang dimilikinya. Salah seorang di antaranya bernama Sorori Shinzaemon yang dianggap sebagai nenek moyang pencerita rakugo (rakugoka), walaupun ada pendapat yang mengatakan tokoh ini tidak pernah ada.


5 Nihon Buyo

Nihon buyō (tari Jepang) adalah terjemahan bahasa Jepang untuk istilah bahasa Inggris Japanese dance. Istilah "buyō" pertama kali diperkenalkan oleh budayawan Tsuboichi Souyo dan Fukuichi Genchiro yang yang mengacu pada dua kelompok besar tari klasik Jepang: mai dan odori.

-Mai adalah menari diiringi nyanyian atau musik tradisional dengan seluruh bagian telapak kaki yang tidak pernah diangkat melainkan diseret-seret (suriashi), walaupun kadang-kadang ada juga gerakan menghentakkan kaki. Gerakan tari bisa dilakukan dengan berputar di dalam ruang gerak yang sempit atau seluruh panggung sebagai ruang gerak. Jenis-jenis tari yang tergolong ke dalam Mai: Kagura, Bugaku, Shirabiyoshi, Kusemai, Kowakamai, Noh (Nōgaku), Jiutamai.
-Odori adalah menari diiringi nyanyian atau musik tradisional dengan kaki yang dapat bergerak bebas disertai hentakan kaki untuk mengeluarkan suara, ditambah gerakan tangan yang disesuaikan dengan ritme musik. Nenbutsu Odori dan Bon Odori merupakan contoh tari Jepang yang disebut Odori.